Organ lain yang berfungsi sebagai organ endokrin
•
Jantung
ü
Tekanan darah yang tinggi meregangkan dinding jantung merangsang sel otot atrium menghasilkan atrial natriuretic
peptida (ANP).
ü
ANP meningkatkan
eksresi sodium dan output urin dan bersifat antagonis terhadap
angiotensin II → menurunkan tekanan darah
•
Kulit
ü
Sel keratinosit epidermis menghasilkan vitamin
D3, prekursor pertama calcitriol
ü
Sintesis calcitriol dilanjutkan di ren dan hepar
•
Hepar (hati)
ü
Hepar mengkonversi vitamin D3 menjadi calcidiol (prekursor
kedua calcitriol)
ü
Hepar merupakan sumber IGF-I, yang memediasi
kerja GH
ü
Hepar mensekresi 15% erythropoetin-EPO (hormon
yang merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan eritrosit)
ü
Hepar juga menghasilkan angiotensinogen (di
dalam darah akan dikonversi menjadi angiotensin I oleh renin (enzim dari ren)
selanjutnya menjadi angiotensin II oleh angiotensin-converting enzyme-ACE (enzim
dari paru-paru). Angiotensin II merupakan hormon yang merangsang vasokontriksi dan produksi aldosteron → meningkatkan
tekanan darah
•
Ren (ginjal)
ü
Ren mengkonversi calcidiol menjadi calcitriol,
bentuk aktif dari vitamin D
ü
Calcitriol meningkatkan absorbsi kalsium oleh
usus halus dan menghambat kehilangan kalsium lewat urin → meningkatkan cadangan
kalsium untuk deposisi tulang dan kebutuhan metabolisme
ü
Ren juga menghasilkan 85% EPO dan mengkonversi angiotensinogen
menjadi angiotensin I
•
Ventriculus (lambung) dan instestinum tenue
(usus halus)
•
Lambung dan usus halus mempunyai berbagai sel enteroendokrin,
yang menghasilkan hormon enterik
•
Secara umum, hormon tersebut mengkoordinasikan
berbagai daerah dan kelenjar pencernaan satu sama lain
•
Placenta
ü
Placenta bekerja saat hamil dalam memberikan
nutrisi janin dan pembuangan sisa metabolisme
ü
Placenta juga mensekresikan estrogen (estriol
dan estradiol), progesteron dan hormon lain yang mengatur kehamilan dan
menstimulasi perkembangan janin dan glandula mammae
Kimiawi hormon
Sebagian besar hormon
diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
A. Steroid
ü
Merupakan derivat kolesterol
ü
Meliputi hormon steroid seksual yang dihasilkan
oleh testis dan ovarium (estrogen, progesteron dan testosteron) dan corticosteroid
yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal (cortisol, corticosteron, aldosteron dan
DHEA) dan calcitriol
ü
Hormon steroid disintesis dari kolesterol dan
dibedakan menjadi kelompok fungsional berdasarkan empat cincin steroid intinya
B. Peptida
ü
Berupa rantai 3-200 atau lebih asam amino
ü
Meliputi hormon yang dihasilkan oleh hypothalamus
dan hypophysis
ü
Bisa berupa oligopeptida, polipeptida atau
glicoprotein
ü
Hormon peptida disintesis sebagaimana protein
lainnya
ü
Gen untuk hormon ditranskripsi menjadi mRNA dan
ribosom mentranslasi mRNA dan membentuk asam amino untuk membentuk hormon
ü
Polipeptida yang dibentuk berupa prehormon
ü
Prehormon ditransfer ke kompleks Golgi yang
selanjutnya dipotong dan dibelah menjadi hormon
ü
Contoh insulin
C. Monoamines (biogenic amines)
ü
Termasuk juga beberapa neurotransmiter
ü
Yang termasuk monoamin : epineprin,
norepineprin, dopamin, melatonin dan hormon tiroid
ü
Melatonin disintesis dari asam amino triptofan dan
monoamin lain dari asam amino tirosin
ü
Untuk kasus hormon tiroid (TH) disintesis melalui jalur khusus
Produksi hormon
•
Semua hormon disintesis dari kolesterol atau
asam amino
Transportasi hormon
•
Untuk mencapai sel target, hormon harus mengikuti
aliran darah, yang sebagian besar berupa air
•
Sebagian besar monoamin dan peptida merupakan
hidrofilik, sehingga bercampur dengan plasma darah tidak menimbulkan masalah
•
Sedangkan steroid dan hormon tiroid merupakan
hidrofobik maka harus bercampur dengan protein transpor hidrofilik untuk
mencapai tujuannya
•
Protein transpor berupa albumin dan globulin
yang disintesis di hepar
•
Hormon yang melekat pada protein transpor
disebut hormon terikat (bound hormone) dan yang tidak melekat disebut
hormon bebas (free hormone)
•
Hanya hormon bebas yang dapat meninggalkan darah
kapiler dan mencapai sel target
•
Protein transpor tidak hanya menjadikan hormon
hidrofobik dapat berjalan dalam aliran darah, tetapi juga memperpanjang waktu
paruhnya
•
Protein transpor melindungi hormon dalam
sirkulasi dirusak oleh enzim dalam plasma dan hepar dan dibuang oleh ren
•
Hormon bebas dapat rusak atau dibuang dari
sirkulasi dalam waktu beberapa menit, sedangkan hormon terikat dapat
bersirkulasi selama beberapa jam hingga beberapa pekan
•
Hormon tiroid berikatan dengan tiga protein
transpor di dalam plasma darah, yaitu : albumin, thyretin (albumine-like
protein) dan globulin (thyroxine-binding globulin/TBG)
•
TBG mengikat sebagian besar hormon tiroid
•
+/- 99,8% T3 dan 99,98% T4 terikat protein
•
Hormon tiroid yang terikat berfungsi sebagai cadangan
dalam darah, sehingga pada kasus pembedahan tiroid, tidak ada tanda-tanda
defisiensi hormon tiroid selama 2 pekan
•
Hormon steroid
•
Hormon stereoid berikatan dengan globulin,
misalnya trancortin (protein transpor untuk cortisol)
•
Sedangkan aldosteron tidak mempunyai protein
transpor spesifik, tetapi berikatan lemah dengan albumin dan lainnya
•
Namun demikian 85% tetap tidak terikat sehingga
waktu paruhnya hanya 20 menit
•
Reseptor hormon dan mekanisme kerja
•
Hormon hanya menstimulasi sel yang mempunyai reseptor
yang sesuai
•
Reseptor hormon berupa protein atau glikoprotein
yang terletak di membran plasma, mitokondria atau orgenale lain di sitoplasma
atau di dalam nucleus
•
Hormon bekerja seperti saklar untuk mengaktifkan
atau menghentikan jalur metabolisme tertentu ketika hormon berikatan dengan
reseptornya
•
Sel target umumnya mempunyai beberapa ribu
reseptor untuk hormon tertentu
•
Interaksi hormon dengan reseptornya mirip
interaksi enzim dengan substratnya
•
Tidak seperti enzim, reseptor tidak mengubah
secara kimiawi ligannya, tetapi reseptor menunjukkan sifat seperti enzim yaitu spesifitas
dan saturasi
•
Spesifitas : reseptor hanya untuk satu
jenis hormon, tidak berikatan dengan hormon lain
•
Saturasi : keadaan semua reseptor hormon telah
ditempati oleh molekul hormon, penambahan lebih banyak hormon tidak dapat
menghasilkan efek lebih besar
•
Hormon steroid dan tiroid
•
Hormon steroid dan tiroid bersifat lipofilik,
mudah menembus membran plasma sel target dan memasuki sitoplasma
•
Steroid memasuki nukleus dan berikatan dengan reseptor
yang berhubungan dengan DNA
•
Reseptor tersebut mempunyai tiga regio
fungsional yang menjelaskan kerjanya pada DNA : satu yang berikatan dengan
hormon, satu berikatan dengan tempat penerima pada kromatin dan satu yang
mengaktifkan transkripsi DNA pada tempat tersebut.
•
Transkripsi menghasilkan mRNA yang untuk
sintesis protein, yang selanjutnya mempengaruhi metabolisme sel target
•
Contoh: estrogen akan menstimulasi sel dinding
uterus untuk mensintesis protein yang bekerja sebagai reseptor progesteron
•
Progesteron yang dihasilkan kemudian saat siklus
mentruasi akan berikatan dengan reseptor ini dan menstimulasi sel untuk
menghasilkan enzim yang mensintesis glikogen
•
Glikogen mempersiapkan uterus untuk memberi nutrisi janin pada kehamilan
•
Walaupun T4 menyusun 90% dari hormon tiroid, T4
hanya memiliki efek langsung pada sel target
•
T3 dan T4 bebas memasuki sitoplasma sel target
dimana enzim mengkonversi T4 menjadi T3 dengan membuang satu yodium
•
T3 berikatan dengan reseptor pada tiga tempat
:
- pada mitokondria yang meningkatkan kecepatan respirasi aerobic
- Pada ribosom yang menstimulasi translasi mRNA sehingga meningkatkan sintesis protein
- Di nukleus, berikatan dengan reseptor di kromatin dan menstimulasi transkripsi DNA (sintesis mRNA)
•
Salah satu protein yang diproduksi karena
pengaruh T3 adalah Na-K ATPase, yang berfungsi untuk menimbulkan panas
(efek kalorigenik hormon tiroid)
Peptida dan katekolamin
•
Peptida dan katekolamin (hormon hidrofilik)
tidak dapat menembus ke dalam sel target, sehingga hormon tersebut harus
menstimulasi sifat fisiologisnya secara tidak langsung
•
Hormon tersebut berikatan dengan reseptor di
permukaan sel, yang berhubungan dengan sistem second mesenger pada sisi lain
dari membran plasma
•
Second mesenger yang terkenal adalah cyclic
adenosine monophosphate (cAMP)
•
Contoh : ketika glukagon berikatan dengan
reseptor sel hepar, reseptor mengaktifkan protein G yang selanjutnya
mengaktifkan adenil siklase (enzim membran yang memproduksi cAMP)
•
cAMP akhirnya mengaktifkan enzim yang
menghidrolisis glikogen yang disimpan di hepar
•
Somatostatin, bekerja dengan menghambat sintesis
cAMP
•
ANP bekerja melalui second mesenger cyclic
guanosine monophosphat (cGMP)
•
Second mesenger ini tidak bertahan lama di dalam
sel
•
Sebagai contoh, cAMP dipecah sangat cepat oleh
enzim fosfodiesterase
•
Second mesenger lain meliputi diacylglycerol dan
inosito triphosphate (IP3)
•
Contoh : pada hormon oksitosin,
reseptornya mengaktifkan protein G dan protein G mengaktifkan enzim membran (fosfolipase)
•
Fosfolipase memecah fosfolipid tertentu pada
membran plasma menjadi diasilgliserol dan IP3
•
Diasilgliserol mengaktifkan protein kinase
seperti cAMP, dengan efek yang berbeda
•
IP3 berikatan dengan reticulum endoplasma atau
ligand-gated calcium channel pada membran plasma.
•
Pada kasus lain, IP3 memicu aliran kalsium ke
dalam sitoplasma
Kalsium
•
Merupakan third mesenger
•
Bekerja melalui : menutup atau membuka saluran
yang merubah permeabilitas dan potensial membran sel; secara langsung mengaktifkan
enzim tertentu atau berikatan dengan reseptor sitoplasma yang
disebut calmodulin, yang selanjutnya mengaktifkan protein kinase
Amplifikasi enzim
•
Satu hormon tidak hanya menstimulasi sintesis
atau aktivasi satu macam molekul enzim
•
Hormon dapat mengaktifkan ribuan enzim melalui
jalur amplifikasi enzim
•
Contoh : satu molekul glukagon menstimulasi
pembentukan 1000 molekul cAMP; cAMP mengaktifkan protein kinase; tiap protein kinase
mengaktifkan 1000 enzim dan tiap enzim menghasilkan 1000 molekul sebagain produk reaksi
•
Hal ini merupakan reaksi yang umum → satu molekul
glukagon dapat menstimulasi produksi satu juta reaksi
•
Dengan demikian hormon hanya diperlukan dalam
jumlah kecil
•
Konsentrasi dalam darah juga sangat kecil, dalam
satuan nanometer atau picometer
•
Karena adanya amplifikasi enzim, maka sel target
tidak memiliki reseptor dalam jumlah besar
Hormon clearance
•
Sinyal hormon, sebagaimana sinyal saraf, harus
dihentikan jika sudah selesai kerjanya
•
Sebagian besar hormon diambil dan didegradasi di
hepar atau ginjal, sisanya di sel target dan dieksresikan lewat empedu atau
urin
•
Kecepatan pembuangan hormon disebut metabolic
clearance rate (MCR) dan waktu yang diperlukan untuk membersihkan 50% hormon
dari darah disebut waktu paruh (half-life)
•
Semakin cepat MCR, semakin pendek waktu paruhnya
Modulasi senstivitas sel target
•
Contoh upregulasi : uterus memproduksi respetor
oksitosin pada akhir kehamilan, untuk persiapan sekresi oksitosin dalam jumlah
besar untuk melahirkan
•
Contoh downregulasi : sel lemak mengalami
down regulasi jika terpapar insulin konsentrasi tinggi atau sel testis
mengalami downregulasi jika terpapar konsentrasi tinggi LH
Interaksi hormonal
•
Tidak adan hormon yang bersirkulasi dalam darah
sendirian, dan tidak ada sel yang terpapar hanya satu hormon
•
Dengan demikian terdapat banyak hormon dalam
darah dan jariangan dalam satu waktu
•
Sebagian sel tidak merespon karena tidak
mempunyai reseptor dan sebagian lagi merespon karena mempunyai reseptor
•
Terdapat tiga jenis interaksi hormon :
- Efek sinergis : dua atau lebih hormon bekerja bersama untuk menghasilkan efek lebih besar. Contoh : jikanFSH atau testosteron bekerja sendiri2 menstimulasi pembentukan sperma, namun jika bekerja bersama testis dapat membentuk 300.000 sperma per menit
- Efek permisif : satu hormon memperbesar respon target organ terhadap hormon yang disekresi kemudian. Contoh : estrogen menstimulasi upregulasi reseptor progesteron di uterus
- Efek antagonis : satu hormon mempunyai efek berlawanan dengan hormon lain. Contoh : insulin menurunkan kadar gula darah, sedangkan glukagon meningkatkan kadar gula darah
Stres dan Adaptasi
•
Stres terjadi dalam kehidupan kita sehari-sehari
dan berlangsung seumur hidup
•
Manusia bereaksi terhadap stres terutama melalui
jalur endokrin dan jalur saraf otonom
simpathis
•
Stres adalah suatu keadaan yang mengganggu
homeostasis dan mengancam kesehatan fisik atau emosinya
•
Contoh stresor :
ü
stresor fisik : infeksi, perdarahan, pembedahan;
ü
stresor psikis : marah, depresi, rasa bersalah
Tahapan stres
•
Reaksi tubuh terhadap stres disebut dengan stress
response atau general adaptation syndrome (GAS)
•
Menurut Hans Selye (1936), GAS terdiri dari tiga
tahapan :
- Alarm reaction
- Stage of resistance
- Stage of exhaustion
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah memberikan Komentarnya...